Overlord Vol 2 Chapter 2 Part 3.3
OL_V02C02P01
2. Journey - Perjalanan
Part 3.3
Demi-human yang baru saja berdiri adalah, ras yang sama dengan
goblin yang kemarin. Mereka mengangkat busur dan anak panah mereka, menyasar
dengan mata mereka yang tajam.
‘Apakah kita harus bertarung?’
Ninya, Lukeluther, dan Dyne melihat satu sama lain… menggunakan ekspresi mereka untuk membaca maksud satu sama lain.
Dibanding manusia, goblin lebih lemah dalam hal tinggi,
berat, otot, dan kemampuan fisik lainnya.
Karena mereka memiliki night vision, sangat sulit untuk
melawan mereka di kegelapan. Tapi jika dibawah matahari yang terang, mereka
bukanlah musuh yang sulit untuk anggota Sword of Darkness…
Lebih jauh lagi, di sana juga ada Ainz. Jadi, pertarungan
ini seharusnya semudah kemarin.
Jika ini adalah pertempuran melawan goblin, Peter sangat
percaya diri dia bisa menang. Meskipun, jika dia harus menyandera seseorang
untuk menyelamatkan diri.
Tapi, ada alasan lain, Peter tak bisa langsung memutuskan.
Dalam kalimat sederhana, goblin di depannya terlihat sangat
terlatih. Dibandingkan goblin yang lemah dan liar dari kemarin, goblin di
depannya menggunakan busur yang juga sangat bagus.
Goblin kemarin terlihat seperti anak-anak yang mengayunkan
tongkatnya. Tapi, goblin di depannya ini, terlihat seperti prajurit yang sangat
familiar dengan busur.
Dan akhirnya, senjata mereka terlihat sangat terawat, dibandingkan
dengan senjata dari anggota Sword of Darkness.
Karena manusia bisa berlatih untuk menjadi lebih kuat. Tentu
saja, monster juga bisa melakukan hal serupa.
Itu juga berlaku bagi goblin.
Oleh karena itu, goblin di depannya bisa jadi jauh lebih kuat
daripada demi-human lain, yang pernah Sword of Darkness hadapi sebelumnya.
Lalu, suara yang berbeda meniup angin melewati ladang gandum.
Lukeluther segera melihat ke belakang.
"...Hey, hey, apakah kita sudah diketahui?"
Seorang goblin mengangkat wajahnya dari ladang, menjulurkan
lidahnya. Mungkin saja, dia ingin menyerang diam-diam dari belakang. Tapi dia
dak memiliki kemampuan bersembunyi yang cukup bagus, untuk membodohi
Lukeluther.
Meksipun dia tahu goblin itu, itu tak meningkatkan bahaya
sama sekali.
Dengan tenang melihat sekeliling, mereka mengetahui jika
ladang ini penuh dengan gerakan. Itu terlihat, jika masih ada yang lainnya di
dalam. Mereka semua terlihat bergerak menuju gerobak, diam-diam untuk memperpendek
jarak pengepungan.
Mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan.
Anggota Sword of Darkness tak lagi bisa memikirkan jalan
keluar dari masalah ini.
Ainz menggunakan tangannya untuk menghentikan Narberal, yang
akan membantai mereka semua. Dan setelah mengawasi goblin ini, dia meyakini
tebakannya benar.
"Ini adalah goblins dan archer goblin yang dipanggil
oleh [Horn of Goblin General]."
Jika goblin-goblin ini dibawah kendali gadis yang ia berikan
item itu. maka, mereka seharusnya menghindari tindakan bermusuhan apapun.
Mereka seharusnya memikirkan serangan balasan.
Tapi karena mereka bukanlah tandingan Ainz atau Narberal,
seharusnya tak ada masalah.
Melihat sikap Ainz yang tenang, goblin-goblin itu berkata.
"Pria yang memakai armor full body itu, jika mungkin
tolong jangan bertindak gegabah. Kami tak ingin bertarung."
Ainz sekali lagi menghentikan tindakan Narberal. Dengan suara
yang besar dan kaku, dia berkata.
"Jangan khawatir. Jika kalian tak menyerang kami, kami
juga tak akan bergerak."
"Aku berterima kasih untuk itu. Mereka memang kuat,
tapi mereka tidak lah terlalu menakutkan... Kamu di pihak lain, dan juga wanita
yang bersamamu... instingku berkata, akan sangat buruk jika kalian berdua
menjadi musuhku."
Ainz tak berbicara lagi, tapi menggaruk kepalanya.
"Tolong tunggu di sini sebentar, sampai kakak tertua
datang kemari."
"Siapa kakak tertua yang dimaksudkan itu! Apakah itu
adalah orang yang menguasai desa Carne!"
Nfirea tak sabar berteriak kaget kepada Goblin.
"Nfirea, tenanglah. Aku tak perlu mengatakannya padamu,
jika mereka memiliki keunggulan sekarang ini. Jika diperhatikan baik-baik, pada
apa yang diucapkan Narberal tentang desa, masih ada area yang aneh.
Jadi, sebelum kita tahu lebih banyak tentang situasinya. Aku
harap, kita bisa menghindari konflik yang tidak perlu."
Meskipun dia mendengarkan nasehat Ninya, Nfirea tak bisa
menahan lagi perasaannya yang kacau. Hanya saja, wajahnya menunjukkan keteguhan
untuk siap bertempur hingga mati. Mengubah wajahnya menjadi teguh, kepalan
tangannya yang keras itu pelan-pelan menurun.
Melihat perubahan drastis pada Nfirea, Ainz merasa terkejut
dan bingung.
Tentu saja, karena ini adalah perjalanan yang pendek, dia
tak tahu apapun tentang sifat pemuda itu. Meskipun begitu, dia tak mengira
reaksi pemuda itu akan seekstrim ini.
Mungkin saja, desa ini lebih dari tempat ia mencari tanaman
obatnya.
Merasa curiga, Ainz melihat ke arah pemuda itu.
Di lain pihak, para goblin itu merasakan kemarahan Nfirea. Dan
mereka saling melihat satu sama lain, dengan ekspresi kebingungan.
"Eh… Rasanya, ini berbeda dari sebelumnya…"
"Kakak tertua desa ini baru saja diserang oleh Knight
dari Empire. Kami hanya waspada."
"Desa ini diserang...! Aku harap, dia baik-baik
saja!"
Seakan merespon teriakan Nfirea, seorang gadis dibawah
perlindungan para goblin itu muncul di pintu masuk desa. Melihat gadis ini,
Nfirea membuka matanya lebar-lebar, dan meneriakkan namanya kencang-kencang.
"Enri!"
Mendengar teriakan itu, gadis itu juga membalas dengan suara
yang terdengar kalau mereka adalah teman baik. Itu penuh kasih sayang dan
kehangatan.
"Nfirea!"
Sampai sini, Ainz terpikirkan tentang apa yang ia dengar
sebelumnya.
"A-hah, teman pharmacist yang pernah ia katakan…
bukanlah seorang pria, melainkan seorang wanita."
Post a Comment for "Overlord Vol 2 Chapter 2 Part 3.3"
komentar dong