Overlord Vol 2 Chapter 2 Part 2.5
OL_V02C02P01
2. Journey - Perjalanan
Part 2.5
Adamantium adalah logam ajaib yang dibuat dengan teknik yang
paling mahir. Itu adalah puncak dari piramida adventurer, dan hanya ada sedikit
jumlahnya.
Baik Kingdom dan Empire hanya memiliki dua tim yang berhasil
mencapai level itu. Kemampuan mereka mencapai level tertinggi dari manusia. Dan,
mereka adalah pahlawan sesungguhnya.
Dan Ainz bisa menandingi orang-orang seperti mereka.
"Menakjubkan…"
Kalimat itu penuh dengan pujian.
"Awalnya... ketika kita pertama kali bertemu, aku iri
dengan armor full body yang kelihatannya mewah pada Momon-san. Meskipun, dia
adalah adventurer dengan copper medal. Tapi, sejak aku melihat kekuatannya yang
pantas dengan armornya. Aku yakin, dia sangat layak.
Dia... Momon-san yang memakai armor full body, cocok dengan
kemampuannya. Aku iri demgam kekuatannya..."
Warrior Peter tak mengenakan armor full body. Tapi,
equipment yang lebih lemah, chain mail. Itu bukanlah equipment pilihannya. Tapi,
itu armor terbaik yang bisa ia beli dengan anggaran dana-nya.
"Tak apa-apa. Peter pasti bisa membeli full body mail
yang istimewa, di masa depan."
"Ya, jika kamu mengharapkan kekuatan semacam itu, kamu
harus bekerja keras mencapai tujuanmu. Kamu seharusnya bersyukur, seberapa
beruntungnya dirimu. Kamu bisa meraih tujuan yang ingin kamu raih."
"Ninya benar. Jadikan Momon-san tujuanmu, dan
berusahalah menuju itu. Kami akan membantumu. Jadi, ayo bekerja keras
bersama-sama."
"Benar sekali! Bekerja keraslah, selangkah demi
selangkah! Melihat tampilan Momon-san, dia pastinya menghabiskan waktu latihan
yang lebih lama darimu!"
Kalimat Dyne mengangkat keraguan Nfirea.
"Apakah kalian pernah melihat Momon-san dibalik helm-nya?"
Ainz tidak melepas helmnya setelah bertemu Nfirea, bahkan
saat makan. Mereka tak tahu bagaimana dia minum air.
"Ya, kami tahu. Itu adalah wajah yang normal... tapi
dia bukan dari sekitar sini, dia memiliki rambut hitam dan mata seperti
Nabel-san."
"Ternyata begitu... apakah dia pernah menyebutkan
negara mana dia berasal?"
Anggota Sword of Darkness saling melihat, merasa jika Nfirea
sangat peduli pada masalah ini.
"Kami tak bertanya sedetil itu..."
"Begitukah… Ah, tidak. Jika dia berasal dari negara
yang jauh, potion yang ia pakai, mungkin berbeda dengan yang biasanya dipakai
di daerah ini. Sebagai seorang pharmacist, aku sangat tertarik dengan hal
itu."
"Ternyata begitu... Memang benar, dia dan Nabel-chan
kelihatannya berasal dari tempat yang sama. Tapi, tampilan mereka sangat jauh
berbeda... dia tak termasuk pria yang tampan. Apakah ada yang suka
dengannya?"
"Penampilannya bukan apa-apa. Karena dia terlihat kuat,
pasti ada gadis yang jatuh hati padanya."
Memang benar, pria yang kuat sangat terkenal, karena ada
banyak monster di dunia ini. Dan manusia termasuk ras yang lebih rendah. Terpacu
oleh insting mereka, kebanyakan wanita akan lebih memilih pria yang kuat.
"Hah... Apakah cintaku akan menuai hasilnya…"
"Tidak mungkin. Kelihatannya, tak ada tanda yang akan
mengeluarkan hasilnya sama sekali."
Ninya teringat reaksi Narberal, dan menjawab dengan senyum
yang aneh.
"Tidak mungkin. Lagipula, aku harus mengejarnya. Aku
harus proaktif, agar bisa berhasil. Dia benar-benar cantik, okay? Jika dia
memperlakukan lebih ramah, aku akan meraih ‘kemenangan’ dalam hidup ini."
"...Dia memang sangat cantik..."
Dyne mengatakannya dengan ekspresi yang berat, dan tahu jika
Nfirea terlihat tak tenang.
"Nfirea-san, apakah ada masalah?"
"Ah, tidak, bukan apa-apa..."
"Eh?"
Lukeluther membuat senyum jahat, dan berkata,
"Apakah kamu jatuh hati pada Nabel-chan?"
"Tidak!"
Nfirea menjawab dalam suara keras yang tak perlu. Reaksi
tegang ini membuat Peter merasa tak nyaman untuk terus bertanya, dan
mengendurkan ketegangan.
"Lukeluther, itu keterlaluan. Berpikirlah, sebelum
bicara."
Setelah Lukeluther minta maaf dengan sungguh-sungguh, Nfirea
terlihat bingung, tak tahu bagaimana harus bereaksi kepada permintaan maaf itu.
"Tidak, bukan seperti itu. Aku merasa tak tenang...
apakah Momon-san setenar itu?"
"...Tampang itu hal lain. Dengan kekuatannya,
kemungkinan dia menjadi tenar, sangat tinggi. Dan dari wujud armor dan
pedangnya, dia mungkin orang kaya..."
"Ah..."
Nfirea terlihat murung. Peter bertanya dengan nada, seperti
seorang senior yang peduli pada juniornya.
"Apakah ada hal yang membuatmu resah?"
Nfirea ragu-ragu berbicara, dan mulutnya terbuka dan
tertutup, seperti ikan koki. Peter dan lainnya tak menekannya, mereka tak akan
memaksa, jika dia tak ingin mengatakannya.
Segera setelah itu, Nfirea menguatkan diri dan membuka
bibirnya yang berat...
"Erm... Karena aku tak ingin orang yang aku sukai di
desa Carne, jatuh hati kepada Momon-san."
Merasa emosi di belakang kalimat itu, anggota Sword of
Darkness tersenyum barengan.
"Baiklah kalau begitu. Biarkan kakakmu ini mengajari
yang lebih muda beberapa trik…"
Peter memberikan Lukeluther pukulan, membuatnya berteriak
dengan aneh. Kelompok Sword of Darkness mengabaikan ekspresi kesakitannya, dan
meneruskan untuk menghibur Nfirea yang kaku.
Di bawah sorotan cahaya api unggun, pemuda itu akhirnya
tersenyum.
***
Di waktu yang sama.
Dahinya tertusuk, dan juga helm besi-nya.
Temannya gemetar ketakutan, sebelum jatuh. Seperti,
layang-layang yang putus benangnya.
Armor logam itu membuat suara yang membuat tuli, di langit
yang gelap. Dia berdoa, agar seseorang mendengar suaranya dan bergegas. Tapi,
tak ada yang cukup bodoh untuk melakukannya.
Daerah yang miskin ini, dipenuhi dengan zona yang
terabaikan. Itulah kenapa, dia tak menemui seseorang di sini.
Pria itu menatap wanita di depannya. Tapi, dia tak bisa
menyembunyikan kenyataan, jika dia hanya berlagak pemberani.
Moralnya sudah hilang, setelah melihat wanita itu membunuh 2
orang temannya dengan mudah.
Wanita yang membunuh temannya, mengibaskan belati pendek
yang meneteskan darah. Darah itu tersebar ke sekeliling. Itu membuat belati itu
bersinar dingin, seperti sebelumnya.
"Hmm hmm hmm… kamu yang terakhir serangga…"
Wanita itu menyeringai, menunjukkan senyum seekor binatang
karnivora.
"Kamu! Mengapa kamu melakukan ini?"
Dia merasa pertanyaan itu bodoh. Tapi, pria itu benar-benar
tak mengerti, mengapa dia berakhir seperti ini.
Pria itu bukanlah adventurer, mereka dikenal sebagai
'worker' (pekerja) atau 'twilight workers' (pekerja senja). Mereka menerima
pekerjaan yang termasuk kriminal, atau bahkan melakukan tindakan kriminal
langsung.
Sangat mungkin, orang lain memiliki dendam kepada mereka. Tapi,
mereka tak pernah bekerja di kota ini atau melihat wanita ini sebelumnya.
"Ah, mengapa aku melakukan ini? Ara… aku hanya
menginginkanmu serangga…"
Tak mampu mengerti wanita itu, pria itu berkedip sesaat dan
bertanya.
"Apa… apa maksudmu?"
"Cucu dari pharmacist yang terkenal itu, tak di rumah
sekarang… aku ingin seseorang terus berjaga mengawasinya untukku dan mengatakan
padaku, kapan dia kembali. Aku tak ingin melakukan hal yang menyusahkan
itu..."
"Kalau begitu, buat lah permintaan seperti itu! Itu
bukan yang kamu lakukan!"
Worker ini mau, meskipun harus melawan hukum. Jadi dia dak
mengerti alasan, mengapa wanita ini ingin membunuhnya.
"Ara ara ara… mungkin kamu akan mengkhianatiku..."
"Jika kami menerima imbalan yang sesuai dengan
perjanjian, kami tak akan mengkhianatimu!"
"Hmm? Mari kita rubah sedikit hal itu, okay? Aku suka
membunuh orang. Aku menyukainya. Aku tak bisa menahan diri."
Wanita itu menambahkan senyum.
"Ah, aku suka menginterogasi juga."
Setelah mendengar alasan yang tak normal ini, pria itu
membuat wajah yang serius.
"Kamu ini kenapa?"
"Apa sebenarnya alasanmu? Karena aku harus memenuhi ‘pekerjaan’-ku?
Karena aku selalu dibandingkan dengan kakakku yang hebat? Orang tuaku
memberikan seluruh cinta mereka kepadanya?
Atau mungkin karena aku dipermainkan, sebelum aku menjadi
kuat? Mungkin, karena setelah mengacaukan dan tertangkap, Aku diinterogasi
berhari-hari? Harus memakan buah busuk benar-benar menyakitkan."
Di depannya, hanya ada seorang gadis muda. Tapi, itu hilang
dalam sekejap, dan wanita itu tersenyum lagi.
"Bercanda, semua itu adalah bohong. Palsu, palsu… aku
tak mengalami semua itu. Tapi, meskipun itu benar, mengetahui masa lalu tak akan
merubah apapun.
Aku seperti ini, karena pengalaman yang terkumpul… Ara…
ngomong-ngomong, ini berkat pengumpulan informasi dari Kaji-chan untukku. Membuatku
bisa menghubungi kalian langsung… kalian tahu, berapa lama harus mencari
bantuan sekarang ini…"
Dari tangannya, dia melepaskan belatinya, membiarkannya
jatuh. Itu menusuk dalam, dengan bantuan hanya percepatan gravitasi.
Ketajaman ini. artinya, belati itu dibuat tak hanya sekedar
dari baja.
"Ini adalah Orichalcum. Atau lebih tepatnya, ini adalah
mithril yang dibungkus orichalcum. Ini adalah barang yang sangat bagus."
Memiliki senjata hebat itu menunjukkan kekuatan dari wanita
ini. itu artinya, pria itu tak lagi memiliki kesempatan untuk menang.
"Lalu....waktunya menuju langkah selanjutnya. Jika kamu
terluka parah, bung, kamu tak akan berguna… tapi tak perduli bagaimana aku
melukaimu, Kaji-chan bisa mengobatimu dengan mantra yang berdasarkan ‘iman’…
itu artinya, aku bisa menikmati menyiksamu tanpa henti?"
Saat wanita itu mengatakan hal yang mengerikan, dia
mengeluarkan belati lain dari dalam jubahnya.
"Menggunakan ini, seharusnya bagus... Maaf, jika aku terlewat..."
Wanita itu menjulurkan lidah dan meminta maaf, terlihat
sangat manis. Tapi, hatinya masih benar-benar gelap.
Pria yang menoleh, membelakangi wanita itu, dan berlari.
Meskipun dia mendengar suara wanita itu yang pura-pura terkejut, dia hanya
berfokus untuk kabur.
Di dalam kegelapan tanpa cahaya, dia berlari, menyadari arah
yang ia ambil dengan bangga.
Tapi, dengan suara yang patah-patah, tenang, dan kejam…
wanita itu, datang dari belakang.
"…Terlalu pelan."
Bahunya merasakan luka terbakar yang kuat. Rasanya, dia
terkena belati. Otaknya ditutupi oleh bayangan.
Mind Control.
Pria itu menahannya dengan seluruh kekuatan. Tapi, bayangan
itu semakin membesar.
Suara dari ‘teman’ yang datang dari belakang.
"Ara… Apakah kamu baik-baik saja? Apakah lukanya
dalam?"
"Ya, tidak masalah."
Pria itu berputar dan tersenyum kepada temannya.
Wanita itu membuat senyum yang menakutkan, setelah mendengar
ini.
Post a Comment for "Overlord Vol 2 Chapter 2 Part 2.5"
komentar dong