Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Overlord Vol 2 Chapter 2 Part 2.4


OL_V02C02P01

2. Journey - Perjalanan
Part 2.4

Nfirea juga terlihat iri, saat dia melihat tim itu.

Ainz juga teringat akan teman-temannya di masa lalu. Dia menggeretakkan gigi-giginya, karena iri di dalam helm.

‘…Dia juga seperti mereka di masa lalu.’

"...Pertemanan kalian sangat dalam. Apakah semua adventurer lain seperti ini?"

"Mungkin, mereka melewati susah senang bersama-sama. Jika mereka tak bisa mengerti apa yang dipikirkan lainnya, tindakan apa yang akan mereka ambil… itu akan sangat bahaya. Dengan berjalannya waktu, ikatan mereka akan semakin dalam."

"...Begitulah. Ketika semuanya berpikir menjadi satu, rasanya sangat berbeda."

"Eh? Momon-san juga memiliki kelompok seperti ini di masa lalu?"

Ainz tak tahu bagaimana menjawab Nfirea. Tapi, dia tak perlu memalsukannya dengan alasan yang aneh.

"Kami sebenarnya tak mirip dengan... adventurer."

Saat dia mengingat teman-temannya di masa lalu, bisa dimengerti dari nadanya… itu berat.

Meskipun dia seorang undead, dia masih memiliki emosi. Dan, teman-temannya di masa lalu, adalah orang yang paling ia rindukan.

Merasa Ainz memiliki hal yang tak ia ingin bicarakan, tak ada yang menekannya. Dan akhirnya, semua terdiam.

Sangat sepi sekali, seakan hanya mereka saja di dunia ini.

Ainz mengangkat kepalanya pelan, dan melihat ke arah langit malam yang penuh bintang.

"Ketika aku masih lemah, aku diselamatkan oleh seorang paladin yang berpakaian putih semua, dengan pedang dan perisai di tangan. Dia memperkenalkanku kepada empat orang anggota lainnya. Termasuk diriku, kami semua berenam.

Segera setelah itu, tiga orang anggota lainnya yang lemah sepertiku, bergabung. Dan, sembilan orang dari kami membentuk tim yang asli."

"Oh…"

Dengan suara retakan dari api unggun, seseorang mendengus. Tapi, Ainz mengabaikannya dan melanjutkan "Original Nine" dari guild-nya, Ainz Ooal Gown.

"Mereka adalah sekelompok orang yang istimewa. Paladin, Swordmancer, Priest, Bandit… Dark, Ninja bersenjata dua, Bandit bersenjata Dua, Sorcerer, Koki, Penempa… adalah teman-teman yang tak tergantikan. Kami mengalami petualangan yang tak terhitung. Aku masih tak bisa melupakan hari-hari itu."

Berkat mereka, dia belajar apa arti ‘teman; itu. Dia berpikir, dia akan diabaikan di Yggdrasil. Tapi, kenyataannya berbeda.

Mereka adalah teman yang sempurna yang mau mengulurkan tangan.

Saat mereka pelan-pelan meningkatkan jumlah anggota, mereka mengalami hidup yang menakjubkan, melewati susah dan senang.

Itulah kenapa, guild Ainz Ooal Gown adalah harta yang penting bagi Ainz. Bahkan, jika dia harus merelakan segalanya dan menghancurkan dunia, dia ingin melindungi warisan mereka.

"Kamu akan menemukan teman seperti mereka lagi, suatu hari."

Hiburan Ninya, membuat Ainz mengecam keras.

"Tak akan ada lagi, hari seperti itu."

Suaranya penuh dengan rasa permusuhan. Kaget atas ucapannya sendiri, Ainz berdiri pelan-pelan.

"…Permisi… Nabel, aku akan makan di sebelah sana."

"Aku akan bergabung dengan Anda."

"Oh begitu... mau bagaimana lagi, jika itu adalah masalah kepercayaan."

Peter merasa kasihan. Tapi, dia tak mencoba untuk membujuknya untuk tetap tinggal.

Meskipun Ninya terlihat depresi, Ainz masih memutuskan untuk tidak mengatakan apapun kepadanya.

Hanya berkata 'Aku tak akan memasukkannya dalam hati', sudah cukup.

Keduanya terlihat makan malam di sudut, di mana tali diikatkan.

Ketika seseorang yang tadi ada di sini, yang lainnya akan membicarakannya. Terutama, karena subyek itu adalah fokus perhatian.

Itu hal yang biasa.

Saat percakapan mereka berakhir sebentar dan semuanya menjadi diam. Api unggun mengeluarkan retakan.

Ninya melihat percikan api yang menghilang dan muncul dengan sendirinya.

"...Aku rasa, aku mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya."

"Kita tak tahu apa yang akan terjadi sebelumnya."

Dyne mengangguk kuat, sementara Peter melanjutkan.

"Mungkin, mereka semua terbunuh. Orang yang kehilangan seluruh teman mereka dalam pertempuran, akan bereaksi seperti itu."

"Itu adalah sesuatu yang... tak tertahankan. Bahkan, jika kita menghabiskan hidup di tepi jurang kematian. Kehilangan teman adalah..."

"Kamu benar, Lukeluther. Aku ceroboh dengan ucapanku."

"Kamu tak bisa mengambil kembali ucapan yang telah kamu katakan. Jadi, kita harus melakukan sesuatu untuknya, agar merubah pikirannya tentang kalimat itu."

Ninya merasa depresi, dan menyebutkan dengan pelan.

"Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan teman. Mengapa aku tak memikirkan dulu, untuk berada pada posisinya?"

Tapi, tak ada yang menjawab.

Dalam keheningan, api itu retak dan mengeluarkan percikan lagi.

Untuk merubah suasana yang berat ini, Nfirea dengan hati-hati berkata.

"...Momon-san sangat menakjubkan hari ini."

Seperti menunggu kalimat ini, Peter menambahi.

"Ya, aku tak mengira, dia akan semenakjubkan itu. Membelah ogre menjadi dua, dengan sekali serang..."

"Itu mengagumkan."

"Mengalahkan seorang ogre dengan satu kali serangan, itu menakjubkan. Tapi, seberapa hebat kemampuannya, hingga bisa membelah ogre dengan sekali tebasan?"

Menjawab pertanyaan Nfirea yang kebingungan, anggota Sword of Darkness melihat satu sama lain.

Pemuda yang terkenal seperti Nfirea, tak hanya lahir dengan innate talent. Dia juga seorang Magic Caster yang istimewa. Dia memiliki bakat, yang membuatnya bisa bersinar terang di masa depan. Tapi, tak ada warrior yang mempunyai level yang sama dengannya. Jadi, sulit baginya untuk mengerti, seberapa kuat Ainz sebagai seorang warrior.

Peter memberikan penjelasan sederhana pada Nfirea.

"Biasanya, greatsword digunakan untuk memberikan luka berat benda tumpul. Tapi, dia benar-benar menggunakannya, untuk membelah musuh. Sulit sekali, membelah orge besar sepeti itu dengan satu tangan... tapi, ada pengecualian."

Nfirea terlihat takjub, dengan penjelasan Peter. Tapi, merasa takjub tidak lah cukup hebat. Jadi, Peter menyebutkan nama untuk perbandingan.

"Jujur saja. Aku rasa, Momon-san telah berada pada level yang sama dengan Army Warrior Kingdom."

Nfirea membuka mata, terkaget.

Dia akhirnya mengerti, level penilaian Sword of Darkness pada Ainz.

"...Maksudmu, dia setara dengan adventurer setingkat adamantium… atau tingkatan yang lebih tinggi dari adventurer, yang menjadi legenda hidup dan berada di puncak kekuatan manusia, kan?"

"Benar sekali."

Peter mengangguk pelan. Nfirea melihat anggota Sword of Darkness yang lain. Mereka semua mengangguk setuju.

Nfirea tak bisa berkata apa-apa lagi.


Post a Comment for "Overlord Vol 2 Chapter 2 Part 2.4"