Overlord Vol 6 Chapter 1 Part 1.1
OL_V06C01P01
Introduction to the Royal Capital's Disturbance - Perkenalan
Terhadap Kericuhan di Ibukota Kerajaan
Part 1.1
Lower Fire Moon (9th Moon), Hari ke 3, 17:44
Ruang Terima Tamu terbuka pelan-pelan. Meskipun engsel pintu
itu baru saja dilumasi, dan seharusnya bisa terbuka dengan mulus, pintu itu
terbuka pelan-pelan, seakan ada perbedaan tekanan besar, antara yang ada di
dalam dan yang ada di luar.
Sama seperti hati Sebas.
Jika pintu itu tahu bagaimana rasanya, pintu itu tak akan terbuka. Tapi, pintu itu masih berayun untuk terbuka, dan dia bisa melihat seluruh orang yang menunggu dirinya di dalam.
Yang menunggu di dalam ruangan kosong biasa itu, adalah
empat figur heteromorfik.
Satu adalah warrior berwarna biru. Dia telah membatalkan
aura dingin miliknya, dan berdiri dengan tegas memegang halberd di tangan.
Satunya lagi adalah devil. Emosi macam apa yang ia
sembunyikan, dibalik wajahnya yang menghina?
Di lengan devil itu, ada seorang ‘Janin’ yang terlihat
seperti malaikat bersayap, yang kelihatannya terlihat seperti batang pohon.
Dan yang terakhir…
"Aku tak memiliki alasan untuk datang terlambat."
Dengan menggunakan seluruh semangatnya untuk menekan getara
pada suara, Sebas membungkuk dalam-dalam kepada Supreme Being, yang satu-satunya
sedang duduk. Bagi Sebas, yang memegang posisi maid dan head maid, hanya ada
satu yang ia beri penghormatan dan rasa takut yang terdalam…
Salah satu dari 41 Supreme Being.
Ainz Ooal Gown.
Penguasa Nazarick yang memegang kekuatan yang luar biasa.
Di tangannya ada 'staff of Ainz Ooal Gown' yang mengeluarkan
aura gelap. Di dalam lubang matanya, api merah redup itu berkedip terus-menerus.
Sebas bisa merasakan mata itu, yang pelan-pelan memeriksa figur yang membungkuk,
dirinya.
"...Jangan mengkhawatirkan tentang itu Sebas. Itu
adalah kesalahanku, karena datang tanpa ada pemberi-tahuan lebih dahulu.
Masuklah, kita tak bisa melakukan percakapan, jika kamu hanya membungkuk di
pintu."
"Baik."
Sebas bereaksi kepada suara berat itu, dan berdiri dengan
kepala yang masih menunduk.
Ketika dia mengambil satu langkah ke depan, dia merasakan
hawa dingin yang mengalir di punggungnya. Dia bisa merasakan rasa permusuhan
tersembunyi dan nafsu membunuh itu. Tatapannya pelan-pelan diarahkan kepada kedua
Guardian.
Mereka kelihatannya tak seperti sedang memperhatikan dirinya.
tapi, hanya orang biasa yang berpikir seperti itu. Sebas bisa tahu.
Di dalam suasana yang tegang itu, tak ada aura yang
bersahabat. Itu adalah sebaliknya, dia sedang dianggap sebagai seorang musuh.
Sebas bisa menebak, mengapa mereka memendam rasa permusuhan kepadanya. Dan dia
bertanya-tanya, jika ada orang lain yang bisa mendengar degup jantungnya.
"Adalah yang terbaik bagimu, untuk berhenti di sana."
Suara dingin Demiurge, menghentikan langkah Sebas. Jarak itu
terlihat jauh dari sang tuan. Tapi, itu tak terlalu jauh untuk bisa melakukan
percakapan. Dan itu adalah jarak yang terhormat, setelah mempertimbangkan
seberapa besar ruangan ini.
Tapi, jika itu adalah Ainz, dia akan berkata kepada Sebas,
untuk datang lebih dekat. Tiadanya kalimat seperti itu, memberikan Sebas rasa
keterasingan yang sangat besar.
Bukan hanya itu, tapi jarak itu berada dalam jangkauan ideal
dari serangan Cocytus.
Solution yang ikut masuk dengan Sebas, juga berdiri di
pintu.
"Kalau begitu sekarang..."
Sebas tak tahu mengapa. Tapi, Ainz membuat suara hampa,
dengan jari tulangnya.
"Aku harus bertanya padamu dulu, Sebas. Apakah aku
harus menjelaskan, mengapa aku kemari?"
Hanya ada satu alasan. Situasinya sendiri sudah cukup
mengatakan.
"...Tidak perlu, karena aku sudah mengerti."
"Kalau begitu, aku ingin mendengar dari mulutmu
sendiri, Sebas. Aku mendengar laporan. Kelihatannya, kamu mengambil peliharaan
yang manis itu (Tsuare)?"
‘Seperti yang diduga.’
Sebas merasakan hawa dingin yang mengalir di punggungnya.
Lalu dia teringat, jika dia belum menjawab pertanyaan tuannya, dan cepat-cepat
mengangkat suara.
"…Ya!"
"...Kamu telah menjawabnya. Aku akan tanya sekali lagi,
Sebas. Apakah kamu merawat peliharaan yang manis itu?"
"Ya, aku merawatnya."
"Kalau begitu, aku harus mendengarmu dahulu. Mengapa
kamu tak melaporkannya kepadaku?"
Sebas melihat ke arah lantai, dengan bahu yang gemetar. Dia
takut terhadap situasi yang akan menjadi buruk, jika dia berkata sesuatu.
Melihat bagaimana Sebas belum menjawab, Ainz bersandar ke
kursi. Suara berderit bergema dengan keras, ke seluruh ruangan.
"Ada apa Sebas? Kelihatannya kamu berkeringat. Apakah
mau aku pinjamkan sapu tangan?"
Ainz mengeluarkan sapu tangan putih dengan gerakan
berlebihan, dan dengan santai melemparkannya ke arah Sebas. Sapu tangan itu
terbang melewati meja dan terbuka, sebelum jauh ke lantai.
"Aku persilahkan kamu menggunakannya."
"Ya! Terima kasih."
Sebas mengambil satu langkah untuk mengambil sapu tangan, tapi
ragu-ragu untuk menggunakannya.
"...Tak ada darah satu tetes pun dari darah
peliharaanmu di situ. Aku hanya tak ingin melihatmu berkeringat banyak."
"Aku minta maaf, karena telah menunjukkan sisi diriku yang
tak berkenan kepada Anda."
Sebas membuka sapu tangan itu, dan mengusap keringatnya.
Sapu tangan itu berubah warna, saat menyerap kelembaban dalam jumlah besar yang
tak terduga.
"Sekarang, Sebas. Ketika aku mengirimmu ke ibukota, aku
sudah bilang padamu, untuk merekam apapun dan mengirim laporannya kembali.
Apakah ini karena sulit bagimu, dalam memutuskan mana laporan yang berguna atau
tidak.
Sebenarnya, ada banyak rumor yang tertulis dalam laporan itu
juga, benar kan?"
"Benar, memang begitu."
"Kalau begitu Demiurge, aku bertanya kepadamu untuk
memastikan. Karena, kamu juga telah melihat seluruh laporan yang dikirim Sebas.
Apakah ada yang menyebutkan peliharaan, dalam laporan itu?"
"Tidak, Ainz-sama. Aku telah memeriksanya berkali-kali,
tapi tak ada satu pun yang menyebutkannya."
"Kalau begitu, Sebas… katakan padaku, mengapa kamu
melakukan hal itu? Mengapa kamu tidak melaporkannya? ...Aku ingin tahu, mengapa
kamu mengabaikan perintahku? Apakah ucapan dari Ainz Ooal Gown tak cukup untuk
mendorongmu?"
Post a Comment for "Overlord Vol 6 Chapter 1 Part 1.1"
komentar dong